Tebarberita.id, Samarinda – Perpustakaan sekolah merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang penting bagi perkembangan anak. Namun, berdasarkan data Dapodik, masih banyak sekolah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang belum memiliki perpustakaan atau fasilitas pendukung lainnya.
Data Dapodik adalah data pokok pendidikan yang dikumpulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui aplikasi online. Data ini mencakup data sekolah, data peserta didik, data pendidik dan tenaga kependidikan, data sarana dan prasarana, dan data rombongan belajar.
Menurut data Dapodik tahun 2023, terdapat 7.328 sekolah di Kaltim, yang terdiri dari 4.826 sekolah dasar (SD), 1.621 sekolah menengah pertama (SMP), 638 sekolah menengah atas (SMA), dan 243 sekolah menengah kejuruan (SMK). Namun, dari jumlah tersebut, hanya 3.894 sekolah yang memiliki perpustakaan, atau sekitar 53 persen.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati, yang mengaku khawatir dengan kondisi perpustakaan di sekolah. Ia mengatakan bahwa perpustakaan sangat dibutuhkan oleh anak, karena di sana mereka bisa belajar banyak hal.
“Perpustakaan itu sangat penting bagi anak, karena di sana mereka bisa belajar banyak hal. Mereka bisa membaca buku, majalah, koran, atau sumber belajar lainnya. Mereka juga bisa mengembangkan minat, bakat, dan kreativitas mereka,” ujarnya di Samarinda, Jumat (17/11/2023).
Puji menambahkan bahwa kurangnya fasilitas perpustakaan akan mempengaruhi aspek literasi di sekolah. Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan berhitung yang diperlukan untuk mengakses, memahami, dan menggunakan informasi. Ia mengatakan, literasi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kita tahu bahwa literasi itu sangat berkaitan dengan prestasi belajar, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan hidup. Jika anak tidak terbiasa membaca dan belajar dari berbagai sumber, maka mereka akan kesulitan mengikuti perkembangan zaman. Mereka juga akan kalah bersaing dengan anak-anak dari daerah lain yang lebih maju,” katanya.
Puji menyarankan agar ada data akurat terkait fasilitas pendidikan, seperti keberadaan perpustakaan, musala, kantin sehat, dan ruang terbuka hijau. Ia mengatakan, data ini penting untuk mengetahui kebutuhan dan prioritas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.
“Kita harus memastikan bahwa data Dapodik sudah mencerminkan kondisi sebenarnya di sekolah. Jangan sampai ada sekolah yang hanya mau mengajukan akreditasi, tapi tidak mau memperbaiki fasilitasnya. Akreditasi itu bukan tujuan akhir, tapi alat untuk menilai kualitas sekolah,” katanya.
Puji juga mengingatkan bahwa proses pengajuan bantuan atau alokasi khusus dari pemerintah juga harus memperhatikan keberadaan fasilitas pendukung. Ia berharap agar pemerintah bisa lebih responsif dan memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan.
“Saya berharap pemerintah bisa lebih peduli dengan sekolah-sekolah di daerah kita. Jangan sampai hanya ada sekolah yang gak punya perpustakaan, tapi juga ada sekolah yang punya perpustakaan tapi gak punya bantuan. Harus ada keseimbangan antara kuantitas dan kualitas,” pungkasnya. (MF/Adv)