TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 686 kali.
ADVERTORIAL BAWASLU KALIMANTAN TIMUR

Bawaslu Kaltim Gencarkan Gerakan Pelajar Mengawasi Pemilu 2024

Sosialisasi dan Penguatan Kelembagaan Bawaslu Kaltim di ex Bandara Temindung Samarinda, Sabtu (21/9/2024).

Tebarberita.id, Samarinda – Di tengah proses pengawasan Pemilu 2024 yang sedang berlangsung, Bawaslu Kalimantan Timur semakin aktif menggerakkan program pendidikan politik bagi pemilih pemula melalui gerakan “Pelajar Mengawasi”. Langkah ini ditujukan untuk memberikan pendidikan politik kepada pelajar sebagai pemilih pemula, sekaligus sosialisasi kepada masyarakat luas.

Ketua Bawaslu Kaltim, Hari Dermanto, dalam kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Kelembagaan yang digelar di ex Bandara Temindung Samarinda pada Sabtu (21/9/2024) itu, mengungkapkan bahwa Bawaslu telah menyasar 203 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 38 perguruan tinggi.

“Bawaslu telah melakukan pendidikan untuk pemilih pemula sebanyak 203 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 38 perguruan tinggi, dengan target intervensi sebanyak 100.000 pelajar/mahasiswa se-Kaltim. Serta tokoh agama, tokoh pemuda, Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri, Kepala Desa serta Aparatur Desa,” jelasnya.

Dalam acara yang dihadiri pengawas se-Kalimantan Timur, perwakilan Gakkumdu, dan masyarakat, Bawaslu Kaltim mengajak seluruh pengawas untuk meningkatkan kualitas pemilu, baik dari aspek prosedural maupun substansi. Hari juga mengingatkan pentingnya meninjau kembali dasar hukum pelaksanaan pilkada.

“Mari bersama menengok kembali semangat dari pembentukan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, UU No 8 Tahun 2015, serta UU No 10 Tahun 2016 yang merupakan sumber hukum pelaksanaan pilkada,” imbuhnya.

Di sisi lain, Hari Dermanto mengakui keterbatasan jumlah dan kewenangan Bawaslu sebagai pengawas pemilu, khususnya dalam menghadapi berbagai bentuk pelanggaran yang terus berkembang. Untuk mengatasi hal ini, Bawaslu Kaltim mendorong peran serta publik, khususnya melalui gerakan pelajar dan mahasiswa untuk ikut mengawasi.

“Bawaslu sadar, ketika hukum tidak cukup dapat menata perilaku subjek yang dimaksud dalam UU untuk memastikan pilkada berjalan demokratis, maka moralitas publik yang kita harapkan menjadi benteng,” tegasnya.

Hari juga menyerukan pentingnya kesadaran politik bagi pemilih pemula, seraya mengutip satir dari Bertolt Brecht: “Buta yang paling buruk adalah buta politik, orang yang buta politik tak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga murah, harga obat, semuanya bergantung pada keputusan politik.”

Dengan gerakan ini, Bawaslu Kaltim berharap mampu menciptakan generasi pemilih yang lebih sadar politik, memiliki tanggung jawab moral, dan mampu turut serta mengawasi jalannya pemilu untuk masa depan yang lebih baik. (ADV/BAWASLU KALTIM)

Related posts

Puskesmas Perlu Unit Pelaporan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

admin

Selain Politik Uang, Bawaslu Kaltim Awasi Hoaks dan Isu Sara

admin

Fraksi PAN Minta Pemkot Jangan Ugal-ugalan Kelola Anggaran

admin