Tebarberita.id, Samarinda – Stunting atau tengkes di Kota Tepian masih teramat tinggi. Bahkan penurunan prevalensi tengkes masih berkisar 22,8 persen. Persentase yang masih di atas target nasional sebesar 14 persen. Untuk itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sani Bin Husain meminta pemkot untuk mengawal agar persentase tengkes bisa terus melorot.
Sani mengklaim salah satu faktor tertinggi penyebab tengkes pada anak ialah pernikahan dini. Remaja putri yang belum siap secara mental dan fisik namun menikah diusia dini menjadi penyumbang terbesar lahirnya anak kurang gizi atau tengkes. “Kurang edukasi, faktor ekonomi, hingga pergaulan bebas. Ini semua akar yang membuat pernikahan dini banyak terjadi,” katanya.
Ibu muda yang belum matang dalam pemahaman merawat anak sejak dalam kandungan juga rentan akan depresi. Masalah ini tak hanya jadi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak. Pemerintah pun, lanjut Politikus PKS ini, juga memilikinya. Khususnya dalam upaya preventif pengembang sumber daya masyarakat di Kota Tepian dan mengawal edukasi seks sejak dini.
Lewat langkah mitigasi itu, pemkot bisa memutus mata rantai pernikahan dini dan tengkes pada anak. “Stunting ini enggak bisa dipandang remeh. Sudah jadi masalah serius dan perlu keseriusan pemerintah menanggulanginya,” tutupnya. (ADV/LL)