Tebarberita.id, Samarinda – Kondisi rumah sakit rujukan utama di Kaltim, RSU AW Sjahranie Samarinda, saat ini kekurangan dokter spesialis. Di antaranya spesialis jantung. Padahal, kasus penyakit ini ternyata sangat tinggi di Kaltim.
“Tidak ada cara lain, harus ada upaya untuk menambah dokter spesialis ini dengan membuka formasi pegawai,” sebut Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Akhmed Reza Fachlevi, usai mendengar keluhan dari pengguna jasa rumah sakit ini.
Politisi muda Partai Gerindra ini menyebutkan, saat ini rumah sakit milik Pemprov Kaltim itu menjadi rumah sakit terbesar di Kaltim bahkan Kalimantan, bahkan menjadi rumah sakit rujukan utama. Karena itu, perlu dukungan maksimal agar layanan poli jantung di rumah sakit ini bisa menjadi perhatian.
“Kami akan segera rapatkan persoalan ini dengan Pemprov Kaltim, bersama Dinas Kesehatan dan BKD serta RSU AWS. Supaya bisa dibuka formasi penerimaan untuk dokter spesialis,” bebernya.
Menindaklanjuti keluhan ini, Reza menyampaikan dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan ke rumah sakit milik Pemprov Kaltim tersebut untuk konfirmasi. Selain itu, akan diagendakan pula kunjungan kerja ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB) serta ke Kementerian Kesehatan dan DPR RI. Tujuannya, mendorong pemerintah pusat membuka formasi untuk dokter spesialis ini.
Kondisi itu dibenarkan Wakil Direktur RSU AW Sjahranie Samarinda dr Masniati Maaz. Ia menyebutkan, saat ini dokter spesialis jantung yang ada di rumah sakit pelat merah ini 3 orang. Masing-masing 2 berstatus ASN dan 1 berstatus honor. “Dua dokter ASN sebentar lagi pensiun, sisa 1 yang honor,” sebutnya. Sebagai rumah sakit yang juga mendukung keberadaan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda, maka para dokter ini tidak hanya memberikan pelayanan tapi juga mengajar di kampus.
“Kami memerlukan 5 dokter spesialis jantung, untuk pelayanan juga untuk mengajar di Unmul,” sebutnya. Itu sebabnya, ia berharap ada pembukaan formasi untuk dokter spesialis.
Selain dokter spesialis jantung, yang juga diperlukan adalah dokter sub spesialis bedah jantung. Saat ini, rumah sakit yang berlokasi di Jalan Palang Merah Samarinda itu hanya memiliki 1 dokter spesialis bedah jantung berstatus ASN, sementara yang berstatus honor ada 2 orang. Jika dua dokter honor ini bisa diubah statusnya menjadi ASN, kebutuhan 3 dokter spesialis bedah jantung itu bisa terpenuhi. “Sebab kalau statusnya masih honor, rawan keluar atau mengundurkan diri,” sambungnya.
Selanjutnya, keberadaan dokter spesialis rehab medis juga sangat diperlukan. Dibutuhkan setidaknya 3 orang dokter spesialis rehab medis untuk rumah sakit ini. “Sekarang belum ada dokter rehab medis,” katanya.
Karena kebutuhannya sangat mendesak, Mazniati berharap ada solusi terbaik agar kekurangan tenaga dokter tersebut bisa segera teratasi. (adv/kpk/oy)