Tebarberita.id, Sangatta – Ketua Komisi A DPRD Kutai Timur, Eddy Markus Palinggi, bertekad mengubah lahan bekas tambang menjadi kawasan pertanian dan peternakan terpadu. Gagasan ini muncul sebagai solusi untuk mendorong kemandirian pangan di Kutai Timur melalui pengelolaan lahan secara terpadu dan berkelanjutan. Eddy merencanakan integrasi antara pertanian jagung dengan peternakan sapi dan ayam sebagai inti dari konsep ini.
Dalam upayanya, Eddy telah memulai pembicaraan dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk menggunakan lahan bekas tambang seluas 40 hektar. Rencana ini melibatkan teknologi semi-modern untuk mengelola pertanian dan peternakan secara efisien. “Saya minta KPC beri kami lahan 40 hektar saja. Di sana kami akan buat percontohan dengan pengelolaan semi-modern. Saya lihat sendiri model ini di Kutai Barat, di mana ada siklus yang membuat lahan dan peternakan mandiri listrik dan energi dari biogas. Kutim perlu punya yang seperti ini,” ungkap Eddy saat berbicara kepada wartawan.
Konsep integrasi ini akan memanfaatkan tanaman jagung sebagai sumber pakan untuk ternak ayam dan sapi. Selain itu, limbah peternakan akan diolah menjadi biogas, menciptakan energi mandiri serta pupuk untuk mendukung produksi tanaman. Siklus ini diharapkan mampu menciptakan ketahanan pangan secara berkelanjutan.
Eddy bahkan siap mendanai proyek ini secara pribadi untuk menunjukkan hasil nyata kepada masyarakat. Ia percaya, dengan hasil yang dapat dilihat langsung, masyarakat akan semakin tertarik mengikuti langkah inovatif ini dalam pertanian dan peternakan modern.
Di samping fokus pada pengembangan lahan, Eddy juga menekankan pentingnya partisipasi generasi muda dalam sektor pertanian dan peternakan. Ia meyakini, proyek ini dapat memberikan kesempatan bagi anak muda Kutim untuk terlibat dalam kegiatan produktif yang dapat menyalurkan kreativitas mereka, sekaligus menjauhkan dari hal-hal negatif seperti penyalahgunaan narkoba. “Kita ini banyak petani, ada banyak kegiatan UMKM. Perlu juga pengembangan anak muda supaya mereka terlibat dalam aktivitas yang kreatif, bukan justru terjerumus ke hal-hal negatif,” tegasnya.
Selain itu, Eddy menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur, terutama di perkotaan, untuk mendukung distribusi produk lokal. Ia berharap, dengan akses infrastruktur yang memadai, produk hasil pertanian dan peternakan Kutim dapat dipasarkan lebih luas, termasuk memenuhi kebutuhan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di masa mendatang.
Dengan komitmen yang kuat, Eddy Markus Palinggi berharap rencana ini dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan perekonomian di Kutai Timur, sekaligus menciptakan peluang bagi generasi muda untuk terlibat dalam sektor produktif. (ADV/DPRD KUTIM)