Tebarberita.id, Tenggarong – Banjir yang melanda Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), tidak hanya merendam permukiman warga tetapi juga menghancurkan kolam-kolam pembibitan ikan air tawar yang menjadi tulang punggung ekonomi desa.
Kepala Desa Ponoragan Sarmin mengungkapkan, banjir akibat curah hujan tinggi berulang telah menimbulkan kerugian besar bagi petani pembibit ikan. Padahal, desa tersebut dikenal sebagai sentra penghasil bibit ikan air tawar terbesar di Kalimantan Timur.
“Dengan adanya musibah banjir seperti ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kami harus minta bantuan. Khususnya kepada Dinas Perikanan dan Kelautan, baik di tingkat kabupaten, provinsi, bahkan kementerian,” tegas Sarmin, Senin (2/6).
Menurut Sarmin, kebutuhan mendesak saat ini adalah penyediaan indukan ikan unggul untuk memulai kembali proses pembibitan. “Kami ini petani pembudidaya. Yang kami butuhkan adalah induk, terutama induk yang berkualitas. Bukan hanya induk lokal, tapi benar-benar induk unggul,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya kualitas indukan karena akan menentukan mutu bibit yang dihasilkan. “Induk berkualitas akan menghasilkan anakan atau bibit yang juga berkualitas. Ini penting agar tidak merugikan pembudidaya pembesaran di hilir,” tambah Sarmin.
Pembibitan ikan di Ponoragan dikelola oleh dua gabungan kelompok tani perikanan (gapoktan) dengan kolam-kolam tersebar di berbagai titik desa. Sarmin berharap pemerintah daerah dan OPD terkait dapat memberikan perhatian serius untuk memulihkan kondisi perikanan di desanya.
“Harapan saya tidak muluk-muluk. Yang penting ada perhatian dari pemerintah daerah dan OPD terkait, karena desa kami merupakan penghasil bibit ikan air tawar terbesar di Kalimantan Timur,” pungkasnya. (ADV)