Tebarberita.id, Sangatta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Hj. Uci, dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memberikan catatan penting terkait pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025, khususnya mengenai pengembangan sektor pariwisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Dalam pandangannya, Hj. Uci menyoroti potensi besar pariwisata di Kutai Timur, seperti Taman Nasional Kutai (TNK) dan Gua Karst, yang menurutnya belum dimaksimalkan secara optimal. Ia pun mendesak pemerintah daerah untuk lebih fokus dalam mengalokasikan anggaran guna pengembangan sektor ini.
“Kami meminta agar pemerintah lebih serius dalam mengalokasikan anggaran untuk sektor pariwisata. Dengan pengembangan objek wisata yang ada, kami yakin sektor ini bisa menjadi sumber pendapatan baru, yang mengurangi ketergantungan pada sektor tambang,” ujar Hj. Uci.
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya pengelolaan pariwisata yang ramah lingkungan. Menurutnya, sektor pariwisata harus dijalankan dengan mempertimbangkan kelestarian alam, agar bisa berkembang secara berkelanjutan tanpa merusak ekosistem.
“Pengelolaan yang ramah lingkungan harus menjadi prioritas, agar sektor ini bisa berkembang dengan baik dan memberikan manfaat jangka panjang,” tegasnya.
Hj. Uci juga menekankan bahwa dengan pengelolaan yang baik dan alokasi anggaran yang tepat, sektor pariwisata tidak hanya akan meningkatkan PAD, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat.
“Pengembangan sektor pariwisata akan memberikan peluang kerja bagi banyak orang, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Ia optimis bahwa dengan menggali potensi wisata alam, Kutai Timur dapat menciptakan ekonomi yang lebih beragam, yang tidak bergantung sepenuhnya pada sektor tambang yang cenderung berisiko. Melalui strategi yang tepat, Hj. Uci berharap sektor pariwisata akan menjadi salah satu pilar utama pendapatan daerah dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kutai Timur.
“Pariwisata bisa menjadi sektor yang stabil dan berkelanjutan, menggerakkan perekonomian daerah dengan cara yang lebih ramah lingkungan,” tambah Hj. Uci. (ADV/DPRD KUTIM)