TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 773 kali.
NEWS

Cadangan Energi Thorium Indonesia Cukup untuk Seribu Tahun

TEBARBERITA.ID – Baru-baru ini dunia digemparkan oleh ilmuan China yang menemukan sumber energi tak terbatas, thorium. Mereka mengklaim, cadangan thorium China akan mampu menghidupi negaranya hingga 60 ribu tahun.

Fan Honghai, dari Laboratorium Kunci Nasional untuk Eksplorasi Sumber Daya Uranium-Penambangan dan Pemantauan Nuklir Jarak Jauh di Beijing, serta peneliti utama dalam studi ini, mengatakan “sumber daya thorium dalam tailing ini benar-benar belum tersentuh”.

Sementara itu, seorang ahli geologi yang berbasis di Beijing, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada South China Morning Post, “selama lebih dari satu abad, negara-negara telah terlibat dalam perang untuk bahan bakar fosil. Ternyata, sumber energi tak terbatas ini terletak tepat di bawah kaki kita”.

Meskipun penemuan ini tentu merupakan kabar baik, para pejabat masih harus mempertimbangkan banyak faktor, termasuk bagaimana mereka berencana mengekstraksi logam tersebut.

Pada dasarnya, mengekstraksi thorium akan membutuhkan banyak asam dan energi, yang tentunya tidak mudah didapat.

Selain itu, banyak orang khawatir bahwa thorium dapat digunakan dengan cara yang salah, sehingga para pejabat kemungkinan akan melakukan segala upaya untuk memastikan penggunaannya yang tepat.

Beberapa orang khawatir bahwa produk sampingan thorium bisa dipersenjatai, meskipun para ahli mengatakan bahwa logam tersebut tidak layak untuk tujuan nuklir.

Honghai menambahkan: “Permintaan thorium di sektor tenaga nuklir dan propulsi nuklir telah membawa peluang dan tantangan signifikan bagi eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya thorium di China.”

Sementara para peneliti telah memperkirakan berapa lama total cadangan thorium di China bisa menghidupi negara tersebut, jumlah pastinya dirahasiakan demi kepentingan keamanan nasional.

Bagaimana dengan Indonesia?

Melansir dari laman indonesia.go.id, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Riset dan Teknologi, telah lama berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan listrik sebesar 60.000 megawatt (MW) pada tahun 2025. PLTN sempat direncanakan akan dibangun di beberapa lokasi, seperti Gunung Muria di Kudus, Bangka Belitung, atau Kalimantan.

Bahan bakar utama untuk PLTN ini adalah uranium. Namun, yang menarik perhatian adalah penggunaan thorium sebagai bahan bakar alternatif. Indonesia sebenarnya telah mempertimbangkan penggunaan PLTN sejak 1970-an, dan kini Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) tengah membangun reaktor nuklir keempat di Serpong, Banten.

Reaktor Daya Eksperimental (RDE) berkapasitas 30 MW yang direncanakan beroperasi pada 2019 tersebut menggunakan kombinasi bahan bakar uranium dan thorium. Hal ini didorong oleh fakta bahwa cadangan thorium di Indonesia mencapai 70.000 ton, empat kali lebih banyak dibandingkan cadangan uranium. Thorium dianggap sebagai energi hijau karena menghasilkan limbah nuklir yang lebih sedikit dan lebih ramah lingkungan.

Namun, diakui oleh Batan bahwa belum ada negara yang berhasil mengembangkan thorium secara komersial sebagai sumber energi. Oleh karena itu, Indonesia masih berhati-hati dalam melangkah meskipun potensi thorium sangat besar.

Di dunia internasional, tenaga nuklir telah menjadi sumber energi penting bagi beberapa negara. Prancis, misalnya, telah lama menggunakan PLTN sebagai salah satu sumber energi utamanya dan bahkan mengekspor energi nuklir ke negara lain. Jerman, di sisi lain, mulai mempertimbangkan untuk menutup PLTN-nya dan mengimpor energi dari Prancis.

Di Timur Tengah, Uni Emirat Arab sedang membangun empat PLTN yang diharapkan selesai pada 2017-2020, sementara Arab Saudi menargetkan penggunaan nuklir sebagai pengganti minyak pada 2020. Di Asia, Malaysia juga berkomitmen untuk membangun reaktor nuklir di Sarawak.

Namun, beberapa kecelakaan reaktor nuklir, seperti di Chernobyl pada 1986 dan Fukushima pada 2011, telah membuat negara-negara mulai mempertimbangkan ulang risiko energi nuklir.

Bahan Bakar Masa Depan?

Thorium memiliki potensi revolusioner sebagai sumber energi karena densitas energi yang sangat tinggi. Sebagai perbandingan, 1 ton thorium dapat menghasilkan listrik sebesar 1.000 MW selama satu tahun, sementara uranium memerlukan 200 ton, dan batu bara membutuhkan 3,5 juta ton. Dengan cadangan thorium yang cukup untuk memasok energi selama 1.000 tahun, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor energi hijau ini.

Beberapa ilmuwan menyebut thorium sebagai revolusi energi karena bersih, menghasilkan limbah nuklir yang sangat kecil, tidak dapat dipersenjatai, serta emisinya yang hampir nol. Dengan densitas energi yang tinggi, thorium juga dapat menyediakan energi murah yang dapat mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara.

Kolaborasi Internasional dan Investasi Besar

Indonesia tidak sendiri dalam pengembangan thorium. Beberapa perusahaan multinasional, seperti Rosatom dari Rusia dan Thorcon International dari Amerika Serikat, telah menunjukkan keseriusan mereka dalam berinvestasi di PLTN berbasis thorium. Thorcon bahkan berencana untuk menginvestasikan USD 1,2 miliar (sekitar Rp 17 triliun) untuk membangun PLTN berbasis thorium dengan kapasitas 500 MW di Indonesia.

Dari sisi biaya produksi, pembangkit listrik berbasis thorium jauh lebih murah dibandingkan batu bara, gas, angin, atau tenaga surya. Thorium hanya memerlukan biaya USD 0,03 per kWh, jauh lebih rendah dibandingkan dengan batu bara yang membutuhkan USD 0,056 per kWh, gas dengan USD 0,048 per kWh, angin dengan USD 0,184 per kWh, dan surya dengan USD 0,235 per kWh.

Pertanyaan Masa Depan

Dengan semua keuntungan ini, pertanyaan yang muncul adalah apakah Indonesia akan menjadi salah satu pelopor penggunaan thorium sebagai bahan bakar energi bersama dengan Amerika Serikat dan Tiongkok? Langkah berikutnya dari pemerintah akan menentukan arah pengembangan energi hijau di masa depan.

Yang jelas, jika Indonesia berhasil mengembangkan thorium, hal ini akan menjadi sumber energi alternatif yang murah dan efisien bagi bangsa. Penggunaan thorium bahkan bisa mengakhiri rezim tarif listrik yang tinggi, dengan penurunan tarif listrik lebih dari 30% dan stabilitas harga selama reaktor beroperasi.

Potensi energi thorium ini tidak hanya menghadirkan peluang besar bagi ketahanan energi nasional, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan energi hijau yang lebih ramah lingkungan. (*)

Related posts

Israel Tidak Terima Pemerintah Bolivia Putus Hubungan Diplomatik

admin

Ilmuwan China temukan Sumber Energi ‘Tak Terbatas’, Mampu Hidupi Negara Selama 60.000 Tahun

admin

Pemerintah Sediakan Rp7,6 Triliun untuk Minyak Goreng

admin