TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 1094 kali.
BERITA UTAMA NASIONAL

Akui Terlibat Perbudakan, Pemerintah Belanda Mohon Maaf ke Indonesia

Petikan surat yang dikirim keluarga korban pembantaian Westerling ke Kedubes Belanda di Jakarta.

Tebarberita.id, Jakarta – Belum lama ini pemerintahan Belanda mengucapkan permintaan maaf atas terjadinya perbudakan yang pernah terjadi di masa lalu. Hal ini berkaitan dengan Indonesia, karena pada zaman dahulu Indonesia merupakan negara yang pernah dijajah oleh Belanda selama ratusan tahun.

Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Sri Margana, M.Phil mengatakan permohonan maaf yang diucapkan oleh Belanda yang baru diumumkan ini didasarkan pada hasil penelitian tim research. Tim research yang diberi nama Reasearch De Kolonisasi dibentuk karena banyaknya tuntutan yang berasal dari internal maupun eksternal terhadap sejarah Belanda di Indonesia.

Ratusan Artefak Indonesia Akhirnya Dikembalikan Belanda, Ada Keris hingga Patung
“Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para sejarawan banyak ditemukan fakta bahwa Belanda banyak melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang melanggar HAM, sehingga itu cukup mengganggu masyarakat Belanda dalam hal citra negara dan citra masyarakatnya,” kata Margana, dalam Special Dialogue Okezone, Rabu (2/8/2023).

Tim research yang dibentuk Belanda ini melakukan penelitian yang sangat luas hingga mengeluarkan biaya sekitar 4 juta eruo. Tim ini juga melibatkan peneliti-peneliti yang berasal dari negara lain salah satunya yaitu peneliti dari Indonesia.

“Kemudian dari hasil reaserch ini mereka menemukan fakta-fakta yang tidak bisa dibantah lagi tentang kekerasan yang dilakukan oleh Belanda, mereka menyebutnya sebagai eksesif violent itu kekerasan yang eksesif,” ujarnya.

Meski pemerintah belanda tidak ingin mengatakan jika fakta ini merupakan kejahatan perang, mereka tetap tidak bisa menghindari fakta-fakta yang sudah ditemukan. Sehingga mau tidak mau pemerintah Belanda harus tetap memberikan pernyataan resmi untuk meminta maaf atas apa yang pernah terjadi.

“Permintaan maaf ini dilakukan pertama kali oleh Wilhelm Alexander ketika berkunjung ke Indonesia tahun 2021 bersamaan dengan pengembalian keris Diponegoro, Wilhelm meminta maaf atas kejadian kekerasan yang terjadi di masa-masa akhir pendudukan Belanda di Indonesia,” tambahnya.

Sebelumnya, sejarawan Belanda, Marjolein van Pagee, yang fokus mempelajari era kolonialisme di Indonesia, mengkiritik permintaan maaf Belanda yang disebutnya tidak cukup. Ia mengatakan mestinya permintaan maaf tersebut mencakup keseluruhan era kolonialisme selama lebih dari 300 tahun, tidak hanya untuk periode 1945-1949.

“Saya kaget, tapi tak sepenuhnya syok [bahwa permintaan maaf] hanya untuk [periode] 1945-1949, bukan untuk keseluruhan masa kolonisasi. Dan ia juga tak menyebut sama sekali soal pengakuan legal [atas kemerdekaan Indonesia] tahun 1945,” kata Marjolein dalam keterangan tertulis kepada BBC Indonesia, hari Selasa (10/3) lalu.

Marjolein juga menyayangkan Raja Belanda yang tidak menemui langsung keluarga para korban tentara Belanda, seperti Abdul Halik, yang secara khusus terbang dari Bulukumba, hingga Selasa (10/03) masih berada di Jakarta.

Untuk pertama kalinya, Kerajaan Belanda meminta maaf pada Indonesia atas kekerasan yang terjadi pada tahun-tahun setelah Proklamasi. Keluarga korban pembantaian Westerling menerima maaf itu, namun mengatakan kesalahan Belanda harus tetap ditebus. (*)

Sumber: okezone.com/BBC.com

Related posts

Anggota DPRD Samarinda Minta Gunung Manggah Steril

admin

Dialog Publik RUU KUHP, LBH Ansor Kaltim Kritisi Pasal Krusial

admin

Isran Noor Orasi di UNU Kaltim

admin