Tebarberita.id, Jeddah – Di tengah keriuhan Paviliun Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz menjelang kepulangan jemaah, seorang perempuan sepuh duduk tenang. Dialah Sutiah Sunyoto (107 tahun), jemaah haji tertua Kloter JKG-19 asal Lampung yang menjadi pusat perhatian. Tanpa didampingi keluarga, nenek sembilan anak dan 25 cucu ini menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah dalam kondisi sehat, bahkan mengikuti Safari Wukuf Khusus tanpa biaya.
Semangat yang Menyentuh Hati
Melansir laman kemenag.go.id, Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Haji Saiful Mujab terpukau saat berbincang dengan Sutiah dalam bahasa Jawa. “Alhamdulillah, saya banyak dibantu petugas. Semuanya bisa dijalankan,” ujar Sutiah dengan suara lembut namun penuh keyakinan. Wajahnya memancarkan ketenangan, tanpa secercah keluhan meski usianya telah melampaui satu abad.
Saiful, yang juga Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah, berdecak kagum. “Mohon doanya agar kami petugas selalu sehat untuk melayani jemaah,” pinta Saiful sebelum berpamitan.
Simbol Ketulusan dan Kepasrahan
Kisah Sutiah bukan sekadar tentang usia lanjut, melainkan keteguhan hati yang langka. Ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik tak menghalangi niat suci. Petugas haji yang mendampinginya mengaku terinspirasi oleh semangatnya yang tak pernah pudar.
Sebelum kembali ke Tanah Air, Sutiah meninggalkan pesan tanpa kata: senyum tulus dan doa yang diyakini akan menjadi berkah bagi keluarga dan bangsa. Keberangkatannya bersama rombongan Kloter JKG-19 dan pertemuannya dengan jemaah Pemalang (SOC-19) menjadi momen penuh makna — pengingat bahwa iman dan tekad kuat mampu mengalahkan waktu.
“Semoga hajinya mabrur dan menjadi teladan bagi kita semua,” ucap Saiful, mewakili harapan banyak pihak yang tersentuh oleh ketabahan sang nenek. Kini, Sutiah pulang membawa kemenangan spiritual, mengukuhkan dirinya sebagai simbol ketulusan dalam menjalani panggilan Ilahi. (*)