TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 616 kali.
ADVERTORIAL DPRD KALIMANTAN TIMUR

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim: Tes Urine untuk Deteksi Dini Kanker Serviks, Lebih Ramah Perempuan

Andi Satya Adi Saputra

Tebarberita.id, Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, dr. Andi Satya Adi Saputra, mendorong inovasi skrining kanker serviks yang lebih ramah terhadap privasi perempuan. Ia mengusulkan penggunaan tes urine sebagai metode deteksi dini Human Papilloma Virus (HPV) menggantikan metode konvensional yang dinilai invasif dan kurang nyaman.

Dalam pernyataannya, Andi menyoroti tingginya angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia yang mencapai hampir 50 persen dari total kasus. “Angka kematian untuk kanker serviks ini mencapai hampir 50 persen. Dari 36.633 penderita tiap tahun, sekitar 18 ribu meninggal. Ini angka yang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Politisi muda yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan itu menjelaskan bahwa metode konvensional menggunakan spekulum atau cocor bebek untuk pengambilan sampel seringkali menjadi hambatan. Banyak perempuan merasa malu atau enggan menjalani pemeriksaan karena dinilai melanggar privasi, terutama bagi mereka yang belum menikah.

“Banyak perempuan, apalagi yang belum menikah, merasa malu atau tidak nyaman diperiksa dengan metode lama. Akibatnya, mereka memilih untuk tidak melakukan skrining sama sekali,” ujarnya.

Sebagai alternatif, Andi mendorong pemanfaatan skrining berbasis urine yang dianggap lebih praktis, tidak invasif, dan bisa dilakukan secara mandiri di rumah tanpa bantuan tenaga medis. Ia menyebut metode ini sebagai terobosan penting yang dapat memperluas jangkauan deteksi dini hingga ke daerah-daerah terpencil.

“Tes urine ini tergolong mudah dan praktis. Perempuan hanya perlu buang air kecil, tampung urinenya dalam botol khusus, lalu diperiksa dengan alat yang bisa mendeteksi HPV. Tidak perlu tenaga medis, tidak mengganggu privasi, dan hasilnya cepat keluar,” jelasnya.

Ia juga menilai bahwa pemeriksaan berbasis urine dapat mendukung program kesehatan masyarakat secara lebih efisien karena tidak membutuhkan infrastruktur klinis yang kompleks.

“Pemeriksaan ini sangat potensial untuk diterapkan secara massal, terutama dalam program kesehatan berbasis komunitas. Ini revolusioner, dan bisa menyelamatkan banyak nyawa jika diadopsi secara luas,” tegasnya.

Andi menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dan inklusif dalam isu kesehatan perempuan. “Kesehatan perempuan adalah fondasi kesehatan keluarga. Jika kita ingin masyarakat yang kuat, maka perempuannya harus sehat terlebih dulu,” pungkasnya. (ADV/DPRD KALTIM)

Related posts

Sengketa Lahan di Kutim Terus Berlanjut, DPRD Aktif Mediasi

admin

Jasno Ingatkan Agar Perhatikan Dampak Sosial di Proyek Terowongan Otista

admin

Panen Raya di Busang Potensi Jadi Daerah Wisata

admin