Tebarberita.id, Samarinda – Kekerasan pada anak kembali terjadi di Kota Tepian. Teranyar, menimpa tiga santri di salah satu pesantren tahfiz yang berada di kawasan Sungai Kunjang. Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Samarinda Deni Hakim Anwar berharap pemerintah bisa lebih masif menggalakkan upaya preventif tentang perlindungan anak.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda, kata dia, perlu memperketat pengawasan atas maraknya kejadian tersebut. “Ini jadi preseden buruk untuk anak. Khususnya santri. Padahal tujuan pesantren itu untuk menguatkan pendidikan agama ke anak,” ungkapnya diwawancarai media ini di ruang kerjanya, Selasa (14/3/2023).
Politikus Gerindra itu meminta DP2PA Samarinda bisa lebih bersinergis dengan instansi terkait seperti dinas pendidikan atau dinas kesehatan akan kejadian itu. Lanjut Deni, para tenaga pendidik harus dibekali pengetahuan seputar psikologi anak.
Alasannya, dengan bekal pengetahuan itu para tenaga pendidik dapat memahami batasan dan kemampuan anak sehingga memberikan pembelajaran yang sesuai. “Biar tahu batasan dalam mengajar pada anak,” tuturnya.
Dia pun berharap kasus kekerasan santri di pesantren itu bisa menjadi yang terakhir terjadi di Samarinda. Mengingat, pemkot sedang berusaha membangun Samarinda sebagai kota pusat peradaban yang tujuannya menciptakan masyarakat yang beradab di segala sektor. “Semoga tidak memengaruhi penilaian Samarinda sebagai kota peradaban,” singkatnya. (ADV/NA)