Tebarberita.id, Samarinda – Langkah Pemkot merelokasi pemukiman yang berdiri di sempadan Sungai Karang Mumus (SKM) menuju rampung. Fokus kerja pun mulai bergeser ke beberapa anak Sungai Mahakam lain yang ada di Kota Tepian. Salah satunya, Sungai Karang Asam Ilir di kawasan Pasar Ijabah – Muara Teluk Lerong.
Upaya masif Pemkot dalam menormalisasi sungai di Samarinda untuk memaksimalkan program pengendalian banjir di Kota Tepian diapresiasi Anggota Komisi III DPRD Samarinda Jasno. Baginya, sikap Wali Kota Samarinda Andi harun dalam merelokasi pemukiman di bantaran sungai terbilang riskan di tengah tahun politik. “Berpengaruh elektabilitas. Tapi, efek untuk kota secara makro justru positif. Bisa mengurangi intensitas banjir. Secara pribadi saya apresiasi langkah Wali Kota ini,” ucapnya.
Pemerintah pusat memang sudah menetapkan sempadan sungai haruslah steril dari pemukiman warga karena ditujukan menjadi kawasan hijau. namun, upaya itu seringkali tak berani ditempuh kepala daerah lantaran menjadi kebijakan yang tak populis dan cenderung memantik konflik. Karena itu, menurut Ketua DPD PAN Samarinda ini, kepala daerah yang berani mengambil kebijakan ini jelas perlu didukung. “Risikonya tinggi, tapi ini kebutuhan utama untuk memastikan agar persoalan banjir di Samarinda bisa diurai,” lanjutnya.
Langkah teranyar, pemkot bersiap merelokasi pemukiman yang berdiri sempadan hingga menjorok ke tengah Sungai Karang Asam Ilir jelas didukungnya penuh. Tentu dia meminta agar pemkot bisa memaksimalkan perangkat daerah secara efektif dan efesien. Khususnya kelurahan atau kecamatan. “Untuk mengedukasi dan menyosialisasikan ke warga terdampak relokasi,” tuturnya.
Warga, kata dia perlu paham kenapa relokasi harus ditempuh. Apalagi, normalisasi sungai itu enggak hanya berkutat soal sterilnya bantaran sungai dari pemukiman. Namun juga perawatan berkala sedimentasi. “Pengerukan kan harus menggunakan alat berat. Jika ada pemukiman jelas tak bisa ditempuh. Alhasil sungai dangkal dan banjir jadi makin tinggi,” tutupnya. (ADV/LL)