Tebarberita.id, Samarinda – Anggota DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, mengajukan dua langkah pencegahan untuk menangani lonjakan kasus penyakit gondongan yang signifikan di Kalimantan Timur. Ia menyarankan penggunaan masker sebagai langkah jangka pendek untuk mencegah penularan, serta vaksin MMR untuk pencegahan jangka panjang.
Kasus penyakit gondongan di Kaltim, terutama pada anak usia sekolah, mengalami lonjakan yang signifikan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kaltim, pada bulan Oktober 2024 tercatat sebanyak 811 kasus, dengan jumlah tertinggi terjadi di Kota Samarinda.
Andi Satya, yang juga berlatar belakang sebagai dokter, menjelaskan bahwa gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi ini biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur). “Penularannya dengan cepat, melalui air liur, kemudian dari bersentuhan dan lain sebagainya, lebih umum terjadi pada anak usia sekolah,” ungkapnya.
Saat ini, dengan tingginya angka kasus, Andi Satya menghimbau agar orang-orang yang sehat terus menggunakan masker, sementara anak-anak yang sakit sebaiknya tidak bersekolah untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. “Untuk saat ini kasusnya masih sangat tinggi. Diharapkan yang sehat terus menggunakan masker, yang sakit kalau bisa jangan sekolah dulu karena penyebaranya cepat sekali,” jelasnya.
Sebagai respons terhadap lonjakan kasus, Dinas Kesehatan Kaltim telah mengambil langkah untuk meliburkan sementara siswa yang mengalami penyakit gondongan. Langkah ini dinilai efektif untuk mencegah penularan kepada siswa lainnya, mengingat gondongan disebabkan oleh virus, dan pengobatan seperti antibiotik tidak bisa menyembuhkan. “Memang kalau virus itu adalah penyakit yang sembuh sendiri, sekitar satu sampai dua Minggu. Yang penting kita mencegah dulu supaya tidak menyebar ke Siswa lain, mau tidak mau diliburkan,” tambahnya.
Selain langkah jangka pendek ini, Andi Satya juga menekankan pentingnya vaksinasi MMR (campak, gondongan, dan rubella) sebagai solusi pencegahan jangka panjang. Vaksin ini diberikan saat bayi dan memberikan kekebalan seumur hidup. “tu prosesnya saat masih bayi. Ketika orang sudah terkena satu kali tidak akan terulang ke dua kali. Harapannya kedepannya agar anak-anak di Kaltim bisa dapatkan vaksin itu supaya ketika mereka sekola sudah punya imunitas,” pungkasnya. (ADV/DPRD KALTIM)