Tebarberita.id, Bontang – Kota Bontang resmi ditetapkan sebagai lokasi percontohan (pilot project) pengelolaan sampah menjadi energi oleh Pemerintah Provinsi Jeju, Korea Selatan, dengan nilai hibah mencapai USD 9,3 juta atau sekitar Rp155,9 miliar. Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Bontang dan Pemerintah Provinsi Jeju, difasilitasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Rombongan Pemerintah Provinsi Jeju bersama perwakilan KLHK/Badan Pengendalian Lingkungan, Desi Florita Syahri, melakukan kunjungan ke Bontang pada Selasa (4/11/2025). Agenda kunjungan diawali dengan pertemuan di Ruang Pertemuan Utama Kantor Wali Kota Bontang, dilanjutkan peninjauan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bontang Lestari untuk meninjau langsung sistem pengelolaan dan pemrosesan limbah di lapangan.
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, didampingi Kepala Bapenda Syahruddin, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan hasil pembahasan yang telah berlangsung sejak 2023.
“Ini adalah kunjungan ketiga, setelah sebelumnya pada September 2023 dan Desember 2024. Kali ini mereka datang untuk survei pra-kelayakan dan finalisasi rencana pelaksanaan proyek,” ujar Neni.
Ia menuturkan, program ini mencakup sejumlah kegiatan strategis, antara lain pembangunan 30 Rumah Bersih di empat kecamatan, pembangunan fasilitas biodigester di lahan seluas 1,5 hektare di TPA Bontang Lestari, pengembangan fasilitas pemilahan dan pengemasan daur ulang, serta pelatihan dan kampanye pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Pemkot Bontang sangat siap menerima dukungan ini. Kami berharap proyek ini segera terealisasi karena menjadi solusi untuk memperpanjang usia TPA sekaligus menciptakan energi terbarukan,” katanya.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2025, Kota Bontang menghasilkan sekitar 39.504 ton sampah per tahun, atau rata-rata 108 ton per hari. Dengan usia TPA yang diperkirakan hanya tersisa 3–4 tahun, proyek ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Sementara itu, Perwakilan Jeju National University, Bae Sung Kim, menjelaskan alasan dipilihnya Bontang sebagai kota percontohan.
“Kondisi Bontang saat ini mirip dengan Jeju dua dekade lalu, saat kami menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah. Melalui proyek ini, kami berharap Bontang bisa mandiri dalam mengelola limbah sekaligus menghasilkan biogas,” ujarnya.
Ia menambahkan, Bontang merupakan kota pertama di Indonesia yang dijadikan lokasi proyek percontohan pengelolaan sampah oleh Pemerintah Provinsi Jeju.
“Kami ingin program ini menjadi bagian dari ekonomi sirkular dan energi terbarukan masa depan,” imbuhnya.
Wali Kota Neni pun optimistis bahwa kolaborasi ini akan membawa perubahan signifikan bagi tata kelola lingkungan di Kota Taman.
“Proyek ini bukan hanya memperkuat sistem pengelolaan sampah di Bontang, tapi juga menjadikan kota ini model nasional dalam mengubah sampah menjadi energi,” tutupnya.(ADV/DISKOMINFO KOTA BONTANG)
