Tebarberita.id, Samarinda – Masifnya pembangunan daerah menjadi indikator seberapa jauh penyerapan anggaran untuk kepentingan masyarakat. Kendati begitu, Ketua Komisi III DPRD Samarinda Angkasa Jaya Djoerani berharap arah pembangunan yang ditempuh Pemkot tak ugal-ugalan. Khususnya dalam pembangunan yang berkaitan dengan pembukaan lahan baru.
“Masif itu baik, tapi tetap perlu dikontrol. Salah satu yang perlu diatensi pembukaan lahan di kawasan Utara Samarinda,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Hal ini dilontarkannya bukan tanpa alasan. Menurut Politikus PDI Perjuangan ini, kawasan Utara Samarinda merupakan penyangga utama Samarinda yang berkaitan dengan urusan banjir. Benanga misalnya, merupakan areal waduk dan beberapa hulu dari Sungai Karang Mumus (SKM).
Pembukaan lahan untuk pembangunan justru berpotensi mengikis keberadaan daerah resapan atau areal hijau penyangga aliran SKM. “Perlu kehati-hatian. Perkuat analisis dampak lingkungan. Kalau ugal-ugalan, upaya penanggulangan banjir yang sudah memberi dampak cukup baik bakal sia-sia,” lanjutnya.
Apalagi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Samarinda 2022-2042 yang baru disetujui bersama antara dewan dan pemkot tak menuangkan secara konkret upaya apa saja untuk memenuhi kebutuhan 30 persen ruang terbuka hijau (RTH) dari luas keseluruhan Samarinda.
Selain daerah resapan, di utara Samarinda juga terdapat kawasan pertanian yang perlu didukung dengan infrastruktur yang ramah lingkungan. Kendati luasannya kecil, menurut Jaya, kawasannya justru bisa menjadi wisata. “Potensi wisatanya ada. Karena itu, pemkot perlu bijak dan memperketat kebijakan agar areal ini terjaga,” katanya mengakhiri. (ADV/LL)
