Tebarberita.id, Samarinda – Mengajarkan kepedulian kepada sesama sejak usia dini menjadi tujuan utama pendidikan agar memanusiakan manusia. Dengan ilmu manusia menjadi terangkat derajatnya, begitu pula dengan peduli terhadap sesama maka kemanusiaan akan selalu terjaga. Nilai-nilai tersebut berusaha ditanamkan kepada siswa dan santri Sekolah Islam Terpadu (SIT) dan Pondok Pesantren Subulussalam Samarinda. Terlebih memanfaatkan momentum tahun baru Islam dan 10 Muharram 1444 H, SIT Subulussalam Samarinda menyantuni siswa dan siswinya yang yatim dan piatu.
Kepala SIT Subulussalam Samarinda, Sukir mengatakan, pemberian santunan sengaja tidak dilakukan secara terbuka atau melalui kegiatan seremoni. Tapi santunan diberikan langsung kepada para penerima di kelasnya masing-masing melalui wali kelas.
Berita Terkait:
“Kali ini kita lakukan di kelas masing-masing setelah jam belajar selesai,” katanya saat berbincang-bincang dengan media ini, Senin (8/8/2022).
Sukir tidak ingin ikut menyoal kegiatan santunan anak yatim yang bertepatan dengan 10 Muharram. Sebab kata dia, terlepas menyantuni anak yatim pada 10 Muharram merupakan urusan khilafiyah, tapi menyantuni anak yatim sejatinya tidak harus menunggu waktu-waktu tertentu.
“Menyantuni anak yatim itu setiap saat. Hari ini hanya mengambil momentum yang bertepatan dengan 10 Muharram. Saya tidak masuk urusan debatable,” katanya melanjutkan.
Terkait dengan memperkuat rasa kepedulian siswa terhadap sesama sejak dini, Sukir menyebutkan, sekolahnya tengah menjalankan program “Dana Peduli Teman”. Program itu melatih siswa untuk bersedekah dan berinfak setiap hari di sekolah. Dana yang terkumpul dari sumber tersebut kemudian dipergunakan untuk membantu siswa lainnya yang tidak mampu atau kekurangan dalam memenuhi kebutuhan belajarnya.
“Program ini sudah lama berjalan. Kalau ada (siswa) yang perlu buku, tas, sepatunya rusak dan tidak mampu dapat dibantu. Sekarang ada dana 4 juta yang belum tersalurkan,” kata Sukir memungkasi. (*)