TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 700 kali.
ADVERTORIAL DPRD KALIMANTAN TIMUR

Salehuddin Sebut Inovasi Farmasi dan Kolaborasi Lintas Sektor Kunci Transformasi Kesehatan di Kaltim

Salehuddin

Tebarberita.id, Samarinda – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki tantangan besar dalam bidang kesehatan. Salah satunya adalah rendahnya akses masyarakat terhadap obat-obatan yang berkualitas dan terjangkau. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan inovasi dalam sektor farmasi dan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan semua pihak terkait.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kaltim Salehuddin dalam acara diskusi publik yang digelar di Gedung B DPRD Kaltim, Kamis (16/11/2023). Salehuddin mengatakan bahwa sektor farmasi memiliki peran penting dalam sistem kesehatan. Namun, sektor ini masih menghadapi berbagai kendala, seperti ketergantungan impor bahan baku obat, persaingan pasar yang ketat, regulasi yang belum mendukung, dan kurangnya dukungan riset dan pengembangan.

“Kita perlu melakukan inovasi dalam sektor farmasi, baik dari sisi produksi, distribusi, maupun pelayanan. Inovasi ini bertujuan untuk menekan harga obat, menjaga ketersediaan obat, meningkatkan kualitas obat, dan memperluas cakupan pelayanan farmasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Salah satu contoh inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan obat generik berlogo (OGB) yang merupakan obat generik yang diproduksi oleh industri farmasi dalam negeri dengan kualitas yang setara dengan obat bermerek. OGB memiliki harga yang lebih murah dan dapat dijamin ketersediaannya oleh pemerintah.

Selain itu, inovasi lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi digital dalam sektor farmasi, seperti aplikasi online yang dapat memudahkan masyarakat untuk memesan, membayar, dan mendapatkan obat tanpa harus datang ke apotek atau puskesmas. Aplikasi ini juga dapat memberikan informasi tentang obat, penyakit, dan kesehatan secara umum.

Namun, Salehuddin menekankan bahwa inovasi dalam sektor farmasi tidak cukup dilakukan sendiri-sendiri oleh pihak industri. Diperlukan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, akademisi, masyarakat, dan media.

“Kolaborasi ini penting untuk menciptakan sinergi dan harmonisasi dalam upaya mencapai transformasi kesehatan. Pemerintah harus memberikan kebijakan yang mendukung, akademisi harus memberikan masukan ilmiah, masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan partisipasi, dan media harus memberikan edukasi dan advokasi,” tuturnya.

Salehuddin juga mengajak semua pihak untuk tidak melupakan peran instrumen layanan kesehatan di setiap tingkatan masyarakat, seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, dan klinik. Ia mengatakan bahwa instrumen-instrumen ini harus diperkuat dan ditingkatkan kualitasnya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.

“Dengan inovasi farmasi dan kolaborasi lintas sektor, saya yakin kita dapat menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih baik dan maksimal di Kaltim. Saya berharap usulan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah dan semua pihak terkait,” pungkasnya. (MF/Adv)

Related posts

Kerja Pansus Perlindungan Anak Rampung, Komisi IV Sarankan Ada Sanksi Sosial Untuk Pengekspoitasi Anak

admin

Jelang Pemilu 2024, Jahidin Ingatkan ASN Netral

admin

Bawaslu Kaltim Sasar Kampus untuk Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Kalangan Generasi Muda

admin