Tebarberita.id, Samarinda – Penerimaan peserta didik baru (PPDB) Tahun ajaran 2022-2023 telah usai. Namun, tak banyak sekolah merasakan keberhasilan dalam proses tersebut, khususnya sekolah swasta. Arafat Zulkarnaen, Kepala Sekolah SMK Pemuda Samarinda mengungkapkan, skema PPDB saat ini hanya menguntungkan sekolah negeri. Pasalnya, sistem itu mengurangi kuota bagi sekolah swasta yang selama ini selalu menjadi pilihan terakhir.
“Pemerintah perlu meninjau regulasi PPDB supaya merata. Dulu kalau negeri tidak lolos sisanya ke swasta. Sekarang terperas habis karena ada pembagian jalur,” ucapnya kepada media ini, Senin, (8/8/2022).
Arafat melanjutkan, penerapan PPDB saat ini menghilangkan semangat kompetisi belajar peserta didik. Karena jalur seleksi yang digunakan secara otomatis menampung peserta yang lulus. Berbeda dengan penerapan seleksi yang menggunakan Nilai Ebtanas Murni (NEM). Saat itu NEM menjadi syarat mutlak peserta didik dapat diterima. Sehingga memicu persaingan antar siswa dan sekolah.
Jika melihat tujuan awal, kehadiran sekolah swasta bertujuan membantu pemerintah dalam menyediakan fasilitas pendidikan. Sehingga sekolah swasta juga memerlukan fasilitas yang serupa dengan sekolah negeri. Untuk mendukung keberadaan sekolah swasta, maka menurut Arafat sistem PPDB perlu ditinjau ulang.
“Swasta yang besar mungkin bisa berkembang dan maju. Beda sama kami yang muridnya sedikit, bisa hilang di mata masyarakat. Karena sekolah swasta bergantung pada jumlah muridnya,” tuturnya.
Adapun jumlah peserta didik baru SMK Pemuda saat ini hanyadi bwah seratus siswa. Jumlah itu jauh di bawah target yang direncanakan sekolah.
“Seharusnya kita menarget 4 kelas tapi yang berhasil cuman 2 kelas aja. Kami sudah bersyukur, karena ada swasta lainnya yang hanya dapat 2 peserta didik baru,” ungkapnya.
Kendati demikian, sekolah yang berlokasi di Jalan Gunung Cermai, Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu tersebut terus berbenah dan berupaya meningkatkan kualitas serta mutu pendidikannya.
“Kita terus berupaya mengupgrade akreditasi sekolah. Salah satunya pemberdayaan guru yang diprogramkan pemerintah. Kita berperan aktif meskipun tertinggal jauh dengan negeri,” pungkasnya. (Wah)