Tebarberita.id, Sangatta – Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur, Kristian Hasmadi, menyoroti minimnya pembangunan fisik di beberapa kecamatan, khususnya di daerah pemilihannya. Ia menegaskan akan bersikap tegas terhadap proyek pembangunan yang dinilai tidak memenuhi standar kualitas, bahkan jika itu melibatkan rekan sejawatnya di DPRD.
“Saya akan tegas, meskipun itu proyek teman-teman sendiri. Jika saya melihat ada pekerjaan yang tidak beres, saya tidak segan untuk menegur,” ujar Kristian saat ditemui di ruang Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kamis (7/11/2024).
Kristian mencontohkan beberapa pekerjaan infrastruktur, seperti pembangunan pagar sekolah atau kantor desa, yang terlihat dikerjakan dengan buruk. Menurutnya, kualitas konstruksi yang tidak rapi, seperti yang meninggalkan bekas telapak tangan, sangat merugikan masyarakat.
“Pagar sekolah atau kantor desa yang dibangun seperti zaman Majapahit, masih terlihat bekas-bekas tangan di dindingnya. Itu tidak hanya merusak estetika, tapi juga menunjukkan bahwa kekuatan bangunannya dipertanyakan,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas dan estetika dalam pembangunan, terutama di daerah-daerah yang masih minim pembangunan. Menurutnya, dana yang digunakan untuk proyek fisik harus sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Kristian, yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Nehas Liabing di Kecamatan Muara Wahau, juga membandingkan pembangunan dari anggaran desa dengan proyek-proyek yang berasal dari pihak luar. Ia menyebut bahwa proyek desa biasanya lebih tahan lama karena spesifikasinya lebih diperhatikan.
“Proyek yang dibiayai anggaran desa biasanya awet sampai sekarang. Tapi kalau proyek luar yang cepat hancur, itu menandakan spesifikasinya tidak diperhatikan,” tegasnya.
Ia berharap agar pembangunan fisik di masa mendatang dilakukan secara merata, dengan tetap menjaga kualitas agar anggaran yang dialokasikan benar-benar bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat. (ADV/DPRD KUTIM)