TEBARBERITA.ID – Kemunculan ChatGPT sejak akhir 2022 bukan hanya mengubah cara orang bekerja, tetapi juga mengguncang pasar tenaga kerja global. Laporan terbaru The Federal Reserve menunjukkan, jumlah lowongan kerja di Amerika Serikat (AS) turun sekitar 32 persen sejak model kecerdasan buatan (AI) buatan OpenAI itu dirilis.
Penurunan tersebut dikaitkan dengan meningkatnya penggunaan sistem otomasi dan alat berbasis AI oleh perusahaan untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi operasional. Dampaknya paling terasa pada pekerja muda yang baru memulai karier profesional.
Mengutip Fortune.com, laporan Universitas Stanford menyebut bahwa Gen Z kini menghadapi hambatan besar dalam memasuki dunia kerja. Meskipun total lapangan kerja di AS masih bertambah, lowongan untuk usia 22–25 tahun anjlok 13 persen sejak 2022—terutama di sektor yang paling terdampak AI, seperti pengembangan perangkat lunak dan layanan pelanggan, yang sebelumnya menjadi pintu masuk utama bagi lulusan baru.
“Profesi yang dulu menjadi jalur karier populer bagi anak muda kini mengalami penurunan substansial,” tulis laporan Stanford tersebut.
Namun di tengah gelombang disrupsi digital itu, sektor kesehatan justru menjadi bidang yang paling tahan terhadap tekanan AI. Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), akan ada hampir 740 ribu posisi baru untuk pekerjaan pendamping kesehatan rumah (home health aide) dalam sepuluh tahun ke depan — pekerjaan yang berfokus pada perawatan pasien di rumah.
Sektor ini bahkan mencatat peningkatan perekrutan tenaga muda lebih cepat dibandingkan pekerja senior. Meski gaji median tahunan sekitar US$35 ribu (Rp560 juta) terbilang moderat, profesi ini menawarkan stabilitas tinggi dan syarat masuk rendah, hanya membutuhkan ijazah SMA serta pelatihan singkat.
“Pekerjaan ini mungkin bukan yang paling prestisius, tapi menjadi salah satu sedikit pilihan karier yang relatif kebal terhadap otomasi,” ungkap laporan itu.
Kebutuhan besar di sektor kesehatan juga diperparah oleh kekurangan tenaga medis pascapandemi COVID-19 dan gelombang pensiun massal generasi baby boomer. BLS memprediksi akan ada 1,9 juta lowongan baru di bidang kesehatan setiap tahun selama dekade mendatang.
Selain home health aide, sejumlah posisi lain menawarkan gaji jauh lebih tinggi, antara lain:
Perawat praktisi (nurse practitioner) dengan gaji median US$130 ribu per tahun dan proyeksi pertumbuhan 40 persen.
Asisten dokter (physician assistant) dan perawat anestesi (nurse anesthetist), yang juga menawarkan keamanan kerja jangka panjang dan penghasilan kompetitif.
Para ahli sepakat, untuk saat ini AI belum mampu menggantikan tenaga medis manusia. Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer yang dijuluki Godfather of AI, menilai empati dan interaksi manusia masih menjadi elemen esensial dalam layanan kesehatan.
“Kalau kita bisa membuat dokter lima kali lebih efisien, kita bisa mendapatkan lima kali lebih banyak layanan kesehatan dengan biaya yang sama,” ujar Hinton dalam podcast The Diary of a CEO.
Senada, CEO Google DeepMind Demis Hassabis menegaskan bahwa AI akan mempercepat riset dan diagnosis, tetapi tidak akan menggantikan hubungan manusia dalam dunia medis.
“Tidak ada yang ingin dirawat oleh perawat robot. Empati manusia adalah hal yang tidak bisa disintesis oleh mesin,” tegasnya.
Di tengah revolusi AI yang terus berkembang, sektor kesehatan pun muncul sebagai oase stabilitas — tempat di mana sentuhan manusia masih menjadi kebutuhan utama yang tak tergantikan oleh algoritma. (*)
