TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 670 kali.
KALIMANTAN TIMUR SOSIAL BUDAYA

PT Pertamina EP Sangatta Field Luncurkan Inovasi Sosial PELITA BUWANA untuk Ketahanan Pangan

Tebarberita.id, Tenggarong – PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field memperkenalkan inovasi sosial PELITA BUWANA (Pengelolaan Limbah Terintegrasi untuk Budidaya Pertanian Regeneratif dan Wujudkan Ketahanan Pangan) sebagai bagian dari program CSR ECO-STEP Semberah di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Program ini dirancang untuk menjawab berbagai persoalan pertanian, mulai dari kerusakan lahan akibat pupuk kimia, tingginya biaya produksi, hingga risiko kebakaran hutan dan banjir. Melalui sistem pertanian regeneratif berbasis ekonomi sirkular, PELITA BUWANA mengintegrasikan sektor pertanian, peternakan, dan energi terbarukan.

Head of Communication Relations & CID Zona 9 PEP Sangatta Field, Dharma Saputra, menyebut PELITA BUWANA sebagai inovasi sosial yang menghadirkan nilai manfaat bersama.

“Inovasi sosial ini diharapkan mampu menciptakan creating shared value secara ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui kolaborasi dengan para pemangku kepentingan,” ujarnya.

Secara ekonomi, program ini mencatat dampak signifikan berupa penghematan biaya pupuk hingga Rp37,5 juta per tahun, penghematan pestisida Rp18 juta per tahun, serta penghematan media tanam hidroponik Rp1,5 juta per tahun. Total penurunan biaya kebutuhan pertanian mencapai Rp57 juta per tahun, dengan peningkatan pendapatan anggota rata-rata Rp250 ribu per orang per bulan.

PELITA BUWANA melibatkan Kelompok Tani Wira Karya, Kelompok Ternak Idaman, dan Kelompok Wanita Tani Berseri dalam satu ekosistem terpadu. Limbah jamur tiram dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik cair, sementara energi listrik dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mendukung pertanian semiorganik dan hidroponik.

Program ini juga bersifat inklusif dengan melibatkan kelompok rentan, termasuk keluarga fakir miskin, lansia, dan perempuan rawan sosial ekonomi. Sebanyak 30 penerima manfaat langsung dan 620 penerima manfaat tidak langsung merasakan dampaknya, termasuk penurunan potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah rawan bencana.

Dari sisi lingkungan, PELITA BUWANA mampu mengolah 31 ton limbah organik dan 120 kilogram limbah anorganik per tahun, sekaligus membangun pusat pembelajaran pertanian berbasis masyarakat di Desa Tanah Datar.

Melalui inovasi ini, PEP Sangatta Field menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) secara berkelanjutan. (*)

Related posts

Pegiat Mahasiswa Harap RSUD Korpri Kaltim Akan Penuhi Hak Dasar Masyarakat

admin

UIN Samarinda Diminta Percepat Program Guru Besar

admin

Menuju Pilkada Kalimantan Timur, Mahyudin Daftarkan Diri ke PAN

admin