Tebarberita.id, Tenggarong – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Akhmed Reza Fachlevi kembali melaksanakan kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga. Sosialisasi kali ini berlangsung di Desa Bila Talang, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu (26/7/2025).
Pria yang akrab dipanggil Reza Fachlevi itu menjelaskan, peran keluarga sebagai fondasi utama dalam pembangunan bangsa. Menurutnya, membangun ketahanan nasional harus dimulai dari rumah tangga sebagai unit terkecil dalam masyarakat.
“Ini penting menurut kami. Untuk mencapai kemajuan suatu bangsa, harus dimulai dari pembangunan keluarga dalam lingkungan terkecil, yaitu rumah tangga,” kata Reza mengawali soialisai.
Ia melanjutkan, terdapat enam fungsi penting yang harus dijalankan dalam mewujudkan ketahanan keluarga, yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Perda ini menurutnya bentuk perhatian nyata pemerintah bersama DPRD dalam memperkuat institusi keluarga sebagai garda terdepan dalam pembangunan.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat lebih memahami pentingnya ketahanan keluarga,” kata Reza lagi.
Reza juga berharap kualitas keluarga di Desa Bila Talang terus membaik agar mampu mencetak generasi penerus yang unggul dan siap memajukan daerah maupun bangsa.
Dalam giat ini, Reza menghadirkan akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Mohammad Ridwan. Menurutnya, ketahanan keluarga dapat diawali dengan menjaga keberlangsungan komunikasi antar anggota keluarga.
“Ada mahasiswa saya yang malas belajar karena dipaksa kuliah dijurusan yang tidak ia sukai. Sehingga ia malas belajar karena dipaksa belajar,” kata Ridwan.
Kurangnya komunikasi atau komunikasi yang tidak sehat dalam keluarga banyak terjadi terutama antara orang tua dan anak. Anak banyak mengurangi komunikasi dengan orang tuanya di antaranya disebabkan oleh ketidakmengertian antara orang tua dan anak.
“Saya di kelas sebelum belajar saya tanya dulu. Siapa yang seminggu ini belum menelepon ibunya. Hanya 10 persen yang melakukan komunikasi dengan ibunya. Apa masalahnya? Ketidakhadiran orang tua. Sehingga orang-orang tua harus sering berkomunikasi dengan anak,” papar Ridwan.
Apabila situsi komunikasi yang tidak baik antar anggota keluarga terus terjadi, menurut Ridwan akan berakibat pada kehidupan sosial bangsa.
“Negara sangat berkepentingan, kalau hal itu dipelihara maka bukan Indonesia emas, tapi Indonesia cemas,” ujarnya melanjutkan.
Persoalan keluarga juga berdampak pada kualitas SDM suatu daerah. Menurut Ridwan, penyebab angka putus sekolah tidak melulu soal ekonomi.
“Di Kukar angka putus sekolah jauh lebih tinggi dibanding Berau. Padahal APBD Kukar jauh lebih besar dibanding Bontang. Kenapa angka putus sekolah tinggi? bukan tidak ada uang, tapi karena masalah keluarga,” kata Ridwan mengutip hasil survei.
Ridwan menegaskan poin-poin penting dalam Perda Kaltim Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga.
“Di dalam Perda itu ada enam aspek, ada pernikahan dini, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan bukan pada pukulan saja tapi seperti body shaming. Kemudian aspek spiritualitas, agama apapun menganjurkan pendekatan spiritualitas itu penting. kemudian keluarga harus produktif,” kata Ridwan menambahkan.(ADV/DPRD KALTIM)