TEBARBERITA.ID – Keterbatasan teknologi tepat guna di wilayah pesisir mendorong sekelompok mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang inovasi perangkap ikan otomatis berbasis energi surya. Inovasi ini menyasar nelayan di kawasan Kenjeran, Surabaya, yang masih mengandalkan metode manual dalam menangkap ikan.
Ketua tim, Aditya Surya Eka Pratama, menjelaskan bahwa nelayan setempat selama ini harus menyelam sendiri untuk memasang dan mengangkat perangkap, yang tidak hanya kurang efisien tetapi juga berisiko bagi kesehatan.
“Oleh karena itu, kami merancang alat ini agar bisa digunakan siapa pun, termasuk nelayan berusia lanjut,” ujarnya dikutip its.ac.id.
Alat bernama Solar Photovoltaic Fish Trap ini menggunakan panel surya 600 watt-peak (Wp) sebagai sumber energi. Energi tersebut disimpan dalam baterai dan menggerakkan mesin penarik beban (winch) yang dapat dioperasikan dengan dua tombol untuk menurunkan dan mengangkat jaring. Selain itu, alat dilengkapi lampu bawah air untuk menarik ikan fototaksis seperti kerapu. “Dengan sistem ini, proses penangkapan dapat dilakukan tanpa menyelam sehingga lebih aman bagi nelayan,” terang Aditya.
Purwarupa alat tersebut telah dipasang di kawasan pesisir Kenjeran dan diuji coba bersama kelompok usaha bersama (KUB) nelayan setempat. Dalam uji coba, tim mahasiswa juga memberikan pelatihan terkait penggunaan dan perawatan alat. Hasilnya, waktu panen yang sebelumnya memakan dua hingga tiga hari kini bisa dilakukan setiap hari. “Ini tentunya jauh lebih fleksibel dibanding perangkap konvensional yang menetap,” ujarnya.
Inovasi ini dinilai tak hanya meningkatkan produktivitas nelayan, tetapi juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), terutama pada aspek energi bersih (SDG 7), pekerjaan layak (SDG 8), dan kemitraan (SDG 17).
Aditya menegaskan bahwa proyek yang didanai oleh Pertamina Foundation Muda ini merupakan bentuk nyata sinergi antara teknologi dan pemberdayaan masyarakat. “Kami ingin agar masyarakat tidak hanya menggunakan, tetapi juga bisa memproduksi dan menjual alat ini sendiri,” tutupnya. (*)