TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 606 kali.
ADVERTORIAL BONTANG

Bontang dan Jeju Perkuat Kerja Sama Proyek Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan

Tebarberita.id, Bontang – Pemerintah Kota Bontang menerima kunjungan delegasi Pemerintah Provinsi Jeju – Korea Selatan, KOICA Indonesia Office, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI dalam rangka pembahasan rencana kerja sama dan finalisasi proyek pengelolaan sampah ramah lingkungan, Selasa (3/11/2025) malam.

Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang itu disambut langsung oleh Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni. Turut hadir sejumlah pejabat dari Jeju, di antaranya Director of Peace Diplomacy Division, Mr. Oh Gyun Kang; Director of Resource Circulation Division, Mr. Geun Sik Jeong; dan Director of Jeju International Development Cooperation Center (IDCC Jeju), Mr. Ui Cheol Shin, bersama para ahli dari Korea Selatan.

Dari pihak Indonesia, hadir Desi Florita Syahri dari Badan Pengendalian Lingkungan KLHK beserta rombongan.

Dalam sambutannya, Wali Kota Neni menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Provinsi Jeju dan KOICA dalam memperkuat kolaborasi di bidang lingkungan hidup, khususnya pengelolaan sampah berbasis teknologi hijau.

“Kunjungan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat kerja sama antara Pemerintah Kota Bontang, Pemerintah Provinsi Jeju, dan KOICA. Kami berharap kolaborasi ini membawa perubahan nyata dalam sistem pengelolaan sampah dan mempercepat terwujudnya Bontang Zero Waste 2029,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kunjungan ini merupakan yang ketiga kalinya, setelah pertemuan pertama pada September 2023 dan kedua pada Desember 2024. Agenda kali ini difokuskan pada pre-feasibility survey dan finalisasi rencana implementasi proyek, dengan estimasi nilai hibah mencapai USD 9,3 juta atau sekitar Rp155,9 miliar.

“Nilai besar ini merupakan amanah yang akan kami kelola dengan penuh tanggung jawab, transparansi, dan akuntabilitas,” tegasnya.

Menurut Neni, usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bontang Lestari kini tinggal sekitar 3–4 tahun, sehingga dibutuhkan inovasi baru yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Terlebih, sesuai arahan KLHK, mulai 2030 pemerintah daerah tidak diperkenankan lagi membangun atau memperluas TPA baru, sehingga pengelolaan sampah dari sumbernya menjadi keharusan.

“Proyek ini tidak hanya memperkuat sistem pengelolaan sampah di Bontang, tetapi juga diharapkan menjadi model nasional pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan, serta kontribusi nyata terhadap upaya global menekan emisi karbon,” pungkasnya.

Kegiatan ditutup dengan diskusi teknis antara tim KOICA, Pemerintah Provinsi Jeju, dan jajaran Pemkot Bontang untuk menyusun langkah implementatif berikutnya, termasuk pemetaan kebutuhan infrastruktur dan teknologi.

Melalui kerja sama internasional ini, Kota Bontang diharapkan dapat tumbuh sebagai kota berkelanjutan dan percontohan nasional dalam pengelolaan lingkungan dan energi hijau.(ADV/DISKOMINFO KOTA BONTANG)

Related posts

Jelang Iduladha, DPRD Samarinda Minta Instansi Terkait Awasi Ketertiban dan Kesehatan Hewan Kurban

admin

DPRD Godok Aturan Penggunaan Ruas Jalan

admin

Pemerataan Akses Kesehatan di Kaltim, Sayid Muziburrachman Dorong Prioritas Pembangunan Posyandu dan Fasilitas Kesehatan Terpencil

admin