TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 647 kali.
NEWS

Afrika Krisis Lapangan Kerja, Ribuan Gen Z Protes ke Pemerintah dan Politisi Tua

TEBARBERITA.ID – Ledakan tenaga kerja Afrika diperkirakan hampir dua kali lipat pada 2050, memunculkan tantangan besar bagi benua itu untuk menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Dengan lebih dari 600 juta orang yang akan memasuki usia produktif dalam 25 tahun mendatang, Bank Dunia memperingatkan bahwa kegagalan mengatasi situasi ini dapat memicu ketidakstabilan sosial yang meluas.

“Kita sudah mulai melihat tanda-tandanya,” kata Andrew Dabalen, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Afrika seperti dikutip bloomberg.

“Konsekuensi jika masalah ini tidak diatasi akan sangat mengkhawatirkan,” ujarnya dalam jumpa pers, merujuk pada gelombang demonstrasi di Madagaskar, Kenya, dan Nigeria yang banyak digerakkan generasi muda.

Protes tersebut mencerminkan frustrasi yang kian meluas di kalangan Gen Z terhadap pengangguran, korupsi, dan ketimpangan ekonomi. Di Madagaskar, ribuan pemuda turun ke jalan lebih dari sepekan lalu menuntut perbaikan ekonomi dan menentang elite politik tua yang dianggap gagal memberi peluang kerja. Gerakan serupa juga terjadi di Maroko dan sejumlah negara lain di kawasan Sub-Sahara.

Dalam laporan terbarunya, Bank Dunia menyoroti bahwa meskipun perekonomian Afrika Sub-Sahara menunjukkan ketahanan lebih baik dari perkiraan — dengan proyeksi pertumbuhan meningkat menjadi 3,8% pada 2025 dari 3,5% tahun lalu — fondasi pasar tenaga kerja tetap rapuh. Hanya 24% pekerjaan di kawasan ini yang bergaji tetap, sementara mayoritas terserap di sektor informal dengan pendapatan rendah.

Dabalen menekankan bahwa penciptaan lapangan kerja berkualitas membutuhkan “pergeseran struktural” menuju perusahaan besar yang mampu meningkatkan produktivitas dan menekan biaya bisnis. Ia juga mendorong investasi dalam peningkatan keterampilan agar tenaga kerja Afrika dapat memanfaatkan teknologi baru seperti kecerdasan buatan.

Bank Dunia mencatat, potensi sektor pariwisata dan industri kreatif masih besar untuk mendorong pertumbuhan inklusif.

“Setiap satu pekerjaan di sektor pariwisata dapat menciptakan tambahan 1,5 pekerjaan di sektor terkait,” tulis laporan itu.

Namun, beban utang menjadi ancaman serius. Sebanyak 23 negara di Afrika kini berada dalam kondisi atau berisiko tinggi gagal bayar utang — hampir separuh dari seluruh negara di benua itu, meningkat tajam dibanding hanya delapan negara pada 2014. Kondisi ini membatasi kemampuan pemerintah dalam berinvestasi pada infrastruktur dan pendidikan, dua elemen penting untuk membuka lapangan kerja baru.

Meski menghadapi tekanan besar, Afrika masih menunjukkan ketangguhan. Inflasi menurun, mata uang sejumlah negara mulai stabil terhadap dolar, dan pengelolaan keuangan publik membaik meski bantuan luar negeri menurun.

Bank Dunia memperingatkan, lemahnya penciptaan lapangan kerja, tingginya biaya hidup, serta buruknya layanan publik dan kebijakan pajak yang kontroversial berpotensi memicu gelombang protes baru dan menghambat reformasi ekonomi.

Namun, Dabalen melihat sinyal positif dari gerakan anak muda Afrika. “Sebagian besar demonstran Gen Z tidak berusaha menghancurkan negara mereka,” ujarnya.

“Kaum muda menuntut tata kelola yang lebih baik,” imbuhnya. (*)

Related posts

Mahasiswa Kembangkan Perangkap Ikan Otomatis Tenaga Surya untuk Nelayan Pesisir

admin

Kunjungan Kerja Edi Oloan Pasaribu ke Kaltim: Dorong Kemandirian Desa Melalui Program Kopdes Merah Putih

admin

Setelah Menggulingkan Sepupunya, Brice Oligui Nguema Menang Pemilu Presiden Gabon

admin