TEBARBERITA.ID – Pemerintah Indonesia mengoperasikan sistem rudal balistik taktis (ITBM) KHAN buatan Roketsan, Turki, yang ditempatkan di Markas Batalion Artileri Medan ke-18 (Yonarmed 18/Buritkang) Tenggarong, Kalimantan Timur, sejak 1 Agustus 2025. Langkah ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di ASEAN yang memiliki sistem rudal balistik, sekaligus meningkatkan kemampuan deterens militer di kawasan.
Mengutip cna.id, kabar tersebut pertama kali diungkap platform pertahanan Sahabat Keris melalui serangkaian foto di Facebook, lalu dikutip oleh Defence Blog dan Army Recognition. Media berbasis Belgia itu menyebut kehadiran KHAN sebagai lompatan strategis dalam postur pencegahan Indonesia.
Menurut Army Recognition, varian ITBM-600 yang dioperasikan Indonesia merupakan model ekspor paling mumpuni Roketsan, dipasang pada platform bergerak Tatra 8×8 untuk mobilitas tinggi di berbagai medan. KHAN memiliki bobot 2.500 kg, diameter 610 mm, dan jangkauan maksimum 280 km, dengan panduan hibrida GPS, GLONASS, dan navigasi inersia yang memastikan akurasi tinggi meski di tengah gangguan elektronik.
Sistem ini dirancang untuk menyerang target strategis di luar garis depan, termasuk pusat komando, infrastruktur yang dibentengi, dan konsentrasi pasukan. “Fleksibilitas taktis ini penting untuk merespons ancaman yang berkembang pesat di lingkungan yang kompleks,” tulis Army Recognition, dikutip Minggu (10/8).
Konsep operasional KHAN mengandalkan penyembunyian, penyebaran cepat, dan kemampuan serangan mendalam. Muatan rudal dapat diadaptasi untuk berbagai profil misi, dari pencegahan konvensional hingga operasi tertarget.
Pengadaan sistem ini merupakan bagian dari kontrak 2022 antara Indonesia dan Roketsan, yang mencakup transfer teknologi balistik canggih ke Asia Tenggara. Integrasi sistem KHAN ke dalam TNI dinilai lancar karena sudah memiliki prosedur pemeliharaan dan pelatihan yang mapan dari pengalaman operasional Angkatan Bersenjata Turki.
Kementerian Pertahanan menyatakan pengerahan KHAN sejalan dengan prioritas strategis memperluas kemampuan rudal dan artileri, menutup kesenjangan kemampuan serangan jarak jauh, dan memperkuat keamanan maritim.
Di tingkat bilateral, akuisisi ini menandai eratnya hubungan industri pertahanan Indonesia–Turki dan membuka peluang kerja sama produksi lokal. Secara regional, langkah ini diperkirakan akan memengaruhi dinamika keamanan Asia Tenggara.
Rudal balistik buatan Roketsan ini bahkan disebut-sebut bisa menyamai rudal Iskander E Rusia. Bahkan rudal ini digadang akan merepotkan Malaysia, Singapura dan Australia. (*)