Tebarberita.id, Balikpapan | Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di provinsi Kalimantan Timur kian menjadi. Antrian panjang hampir terjadi di setiap SPBU, seperti di Balikpapan. Warga rela antre untuk mendapatkan BBM subsidi jenis pertalite.
Hal tersebut menjadi sorotan penggiat Pengurus Kordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kaltimra. Menurut Ketua PKC PMII Kaltimra, Sainuddin, mengatakan pemerintah kabupaten/kota, provinsi dan pusat tidak benar-benar siap dalam menyambut perpindahan ibu kota negara (IKN).
“Bagaimana ini bisa terjadi, provinsi yang notabenenya amat kaya dengan sumber daya alam, khususnya di bidang minyak dan gas alam bisa terjadi kelangkaan,” tuturnya.
Menurutnya, pemerintah seakan tutup mata dan telinga melihat hal yang sangat krusial terjadi di masyarakat kelas bawah. Di Balikpapan sebagai kota minyak, kata dia, hanya terdapat 4 SPBU, satu di antaranya juga tidak efektif.
“Saya berharap terkait kelangkaan BBM yang terjadi di wilayah Kaltim ini bisa dapat di tuntaskan dalam waktu dekat, jika pemerintah provinsi Kaltim dalam seminggu ke depan tidak memberikan kejelasan maka saya akan melakukan konsolidasi besar-besaran bersama elemen masyarakat, mahasiswa dan buruh khususnya supir se-Kaltim,” ujar Sainuddin menegaskan.
Bahkan PMII acap kali mendapatkan keluhan dari keluarga supir-supir yang mengantri hingga 2 sampai 3 malam, dan ada beberapa istrinya ikut mengantri solar berhari-hari di SPBU.
“Untuk apa SDA berlimpah di Bumi Etam, namun warganya masih sangat sengsara dalam mencari BBM,” tukasnya.
Disebutkannya, pada April 2022 lalu, Mentri ESDM menggelar sidak di Kaltim. Anehnya media nasional memberitakan tidak ada antrian panjang di SPBU.
“Inikan sama saja pembodohan dalam ruang publik, dimediasi dilaporkan seolah-olah tak terjadi kekacauan, namun realitas dilapangan supir-supir menjerit dalam melakukan pembantaian bio solar,” pungkas Sainuddin. (*Fir)