Tebarberita.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempercepat pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menargetkan lebih dari 53 juta siswa dari jenjang SD hingga SMA di seluruh Indonesia. Program nasional ini akan dimulai secara serentak pada Juli 2025, menjangkau lebih dari 282 ribu sekolah dan madrasah.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa CKG merupakan salah satu dari tiga program prioritas nasional yang diinstruksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, selain pembangunan 66 rumah sakit di daerah terpencil dan percepatan penanggulangan tuberkulosis (TBC).
“CKG ini sudah diluncurkan pertama kali pada 3 Februari tahun ini, dan kemarin kita sudah mencapai 11 juta yang sudah diskrining,” ujar Menkes Budi dalam Rapat Koordinasi bersama Kementerian Dalam Negeri seperti dilansir indonesia.go.id, Senin (30/6/2025).
Program CKG menargetkan 280 juta pemeriksaan kesehatan secara nasional dan dijalankan melalui dua jalur utama: Puskesmas dan sekolah. Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan jenjang pendidikan, mencakup kesehatan fisik dan kesehatan jiwa.
“Yang akan dilakukan di sekolah, yaitu SD, SMP, SMA itu beda-beda paket tesnya. Ada masalah kesehatan fisik, ada juga kesehatan jiwa,” jelasnya.
Menkes Budi menyoroti pentingnya skrining kesehatan jiwa di kalangan pelajar, mengingat tingginya prevalensi gangguan yang kerap tidak terdeteksi sejak dini.
Seiring masuknya sekolah sebagai lokasi pelaksanaan, laju pemeriksaan yang kini telah mencapai 200 ribu per hari diproyeksikan meningkat tajam. Budi menyatakan, bila separuh dari total siswa dapat dijangkau, maka program dapat diselesaikan dalam tiga bulan.
Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan capaian tertinggi sejauh ini, diikuti Jawa Timur dan Jawa Barat. “Kalau Jawa Barat naik, CKG pasti lompatannya bisa lebih tinggi,” ujarnya.
Kemenkes telah menyiapkan simulasi teknis dan sistem pelaksanaan sejak Juni 2025. Sosialisasi juga dilakukan secara lintas kementerian, termasuk dengan Kemendikbudristek, Kemenag, dan Kemendagri.
Pelaksanaan skrining di sekolah akan diperkuat oleh dua pilar layanan kesehatan, yakni Puskesmas dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Peralatan akan disediakan secara kolaboratif untuk menjamin kelancaran proses.
“Alat-alat yang dibutuhkan sebagian disiapkan oleh Puskesmas, sebagian lagi disiapkan di unit kesehatan sekolah,” kata Menkes Budi.
Ia juga menambahkan bahwa program ini menjadi bagian dari revitalisasi UKS untuk mendorong edukasi kesehatan yang berkelanjutan. “Mudah-mudahan ini bisa jadi momen untuk menggugah kesadaran hidup sehat sejak dini,” pungkasnya. (*)