TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 641 kali.
Uncategorized

Pasokan Listrik Aceh Masih Terkendala, Enam Menara Transmisi Roboh Dihantam Banjir Bandang

TEBARBERITA – Pemulihan listrik di Aceh hingga Selasa (9/12/2025) masih belum mencapai kondisi normal. PT PLN (Persero) memastikan gangguan terjadi akibat kerusakan berat pada jaringan transmisi setelah banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumatra.

Dalam rapat koordinasi daring bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan permohonan maaf sekaligus menjelaskan skala kerusakan yang jauh lebih parah dari perkiraan awal. Ia menegaskan bahwa medan yang terisolasi menjadi hambatan utama pemulihan.

“Setelah adanya bencana banjir bandang dan tanah longsor, ada kerusakan yang sangat masif di sistem kelistrikan di Aceh,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).

Salah satu titik paling terdampak berada pada jalur transmisi Bireuen–Arun. Enam menara transmisi roboh setelah diterjang arus banjir, sementara badan sungai melebar hingga ratusan meter. Kondisi ini membuat pembangkit di Arun tidak mampu menyalurkan daya optimal ke Banda Aceh, sehingga pemadaman bergilir tak terhindarkan.

PLN sebenarnya telah mulai melakukan sinkronisasi sistem dari PLTMG Arun sejak 8 Desember 2025. Beberapa wilayah seperti Bireuen, Takengon, dan Samalanga sempat kembali mendapat pasokan listrik. Namun proses perluasan sinkronisasi menuju Sigli dan Banda Aceh terpaksa dihentikan sementara karena muncul gangguan teknis yang dapat membahayakan stabilitas jaringan.

Upaya perbaikan pun menjadi jauh lebih kompleks. Banyak wilayah masih tertutup material lumpur dan akses jalan terputus. “Material untuk perbaikan tower seberat 35 ton terpaksa diangkut menggunakan heli, satu per satu,” ucap Darmawan.

Sejumlah daerah telah berhasil kembali dialiri listrik, antara lain Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues. Meski demikian, beberapa desa serta jaringan tegangan rendah masih memerlukan waktu lebih panjang untuk diperbaiki.

Selain jalur Bireuen–Arun, kerusakan juga terjadi pada transmisi Langsa–Pangkalan Brandan. Lima menara yang roboh memutus hubungan sistem Aceh dengan Sistem Besar Sumatra. Untuk memperbaikinya, tim teknis memperkirakan membutuhkan waktu maksimal sepuluh hari sebelum jaringan dapat kembali terhubung ke backbone Sumatra secara aman.

Saat ini Banda Aceh masih mengalami defisit sekitar 40 MW sehingga pemadaman bergilir tetap berlangsung. PLN menambah pasokan genset darurat terutama untuk fasilitas vital—mulai dari rumah sakit, posko pengungsian, hingga infrastruktur telekomunikasi.

PLN juga memperkuat koordinasi dengan Kementerian ESDM, pemerintah daerah, TNI, Polri, BNPB, hingga Kementerian PUPR guna mempercepat pembukaan akses wilayah terisolasi dan mengantisipasi potensi longsor susulan.

Darmawan kembali menegaskan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh atas ketidaknyamanan yang terjadi.

“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat Aceh. Tidak ada alasan apa pun yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini,” katanya.

Ia menegaskan seluruh sumber daya PLN telah dikerahkan.

“Kami terus berkomitmen mengerahkan seluruh pasukan kekuatan kami agar sistem kelistrikan Aceh bisa pulih kembali,” ujar Darmawan.(*)

Related posts

Pemerintah Hampir Pasti Setujui Perpanjangan Kontrak Freeport

admin

Mahasiswa Hukum UMKT Jalani Praktik Pendampingan di LBH Ansor Kaltim

admin

Presiden Joko Widodo Uji Coba Trem Otonom di Ibu Kota Nusantara

admin