Tebarberita.id, Samarinda – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman menegaskan komitmennya memperkuat budaya pelayanan publik di lingkungan kampus. Melalui kegiatan bertajuk “Melayani dengan Hati, Membangun dengan Nilai — Demi FISIP Unmul yang Unggul, Humanis, dan Berdaya”, jajaran tenaga kependidikan (tendik) diajak memperbarui semangat pengabdian dan profesionalisme mereka dalam memberikan pelayanan terbaik.
Kegiatan yang digelar di Ruang Serbaguna Lantai 2 FISIP Unmul pada Jumat (24/10) itu diikuti seluruh tenaga kependidikan dan dibuka oleh Dekan FISIP Unmul, Finnah Fourqoniah. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas dedikasi panjang para pegawai yang telah berkontribusi bagi kemajuan fakultas.
“Setelah melalui proses panjang, akhirnya bapak-ibu bisa sampai di titik ini. Banyak di antara kita yang sudah belasan tahun mengabdi di FISIP, dan kini sebagian besar telah diterima sebagai P3K. Itu adalah hasil perjuangan panjang yang patut disyukuri,” ujarnya.
Finnah menambahkan, upaya mempertahankan kesejahteraan pegawai tetap menjadi perhatian utama meski fakultas menghadapi keterbatasan anggaran. Ia menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga hak-hak tenaga kependidikan agar tetap terpenuhi.
“Anggaran kami sempat turun dari Rp10 miliar menjadi hanya beberapa miliar. Tapi kami tetap berjuang agar bapak-ibu menerima hak gaji, tunjangan, dan kesejahteraan secara layak. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk terus upgrade diri dan menghadirkan pelayanan terbaik,” tegasnya.
Sesi materi diisi oleh Ketua DPD Ikatan Penata Personalia Indonesia (IPPRISIA) Kaltim, Marliana Wahyuningrum, yang juga dosen FISIP Unmul sejak 1999. Ia menekankan pentingnya pelayanan sebagai bentuk empati dan panggilan hati, bukan sekadar pekerjaan administratif.
“Siapa yang melayani di kampus kita? Dosen? Tendik? Mahasiswa? Jawabannya: semua. Melayani tidak harus menjadi besar, tapi perlu dilakukan dengan hati yang besar,” ungkap Marliana.
Ia menjelaskan, pelayanan unggul tumbuh dari nilai integritas, empati, komunikasi positif, ketepatan, dan kepedulian.
“Pelayanan yang baik bukan hanya tentang apa yang kita sampaikan, tapi bagaimana kita membuat orang lain merasa. Dari hati yang tulus lahir budaya kerja yang berkelas,” tambahnya.
Kegiatan kemudian ditutup dengan sesi refleksi dan role play interaktif yang diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta. Bagi FISIP Unmul, kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan langkah konkret menanamkan kesadaran bahwa pelayanan publik terbaik selalu berawal dari hati — dari niat tulus menjadikan kampus sebagai ruang yang humanis, bermartabat, dan berdaya bagi semua. (*)
