TebarBerita.ID
      Artikel ini telah dilihat : 670 kali.
NEWS

Kolaborasi dengan Pemerintah Indonesia dan Swasta, Rockefeller Foundation Dorong Transisi Energi dan Ketahanan Sosial

Tebarberita.id, Jakarta – The Rockefeller Foundation memperluas perannya di Indonesia melalui serangkaian kolaborasi strategis dengan pemerintah dan sektor swasta untuk mempercepat transisi energi bersih dan ketahanan sosial. Dengan dana abadi senilai US$6,5 miliar, yayasan filantropi global ini kini menjadikan Indonesia sebagai pusat inisiatif energi dan inovasi berkelanjutan di Asia.

“Yayasan ini didirikan oleh John D. Rockefeller pada 1913. Kami menggunakan hasil investasi dari dana abadi tersebut untuk mendukung program sosial dan investasi berkelanjutan di seluruh dunia,” ujar Elizabeth Yee, Executive Vice President of Programs The Rockefeller Foundation, di sela konferensi AsiaXchange 2025 di Jakarta, Rabu (7/10/2025).

Di Indonesia, Rockefeller Foundation berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT PLN (Persero), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam inisiatif Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP). Program senilai US$500 juta ini diarahkan untuk memperluas akses energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga surya terapung di Batam serta proyek penyimpanan energi baterai di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

“Proyek ini tidak hanya mempercepat transisi dari batu bara, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru, terutama bagi masyarakat lokal. Kami ingin memastikan energi bersih memberikan manfaat nyata,” ujar Yee.

Selain di sektor energi, yayasan ini juga bermitra dengan Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan perusahaan rintisan agritech lokal untuk mengembangkan pertanian regeneratif dan program gizi sekolah. Melalui kolaborasi ini, Rockefeller Foundation mendukung penerapan sistem pangan berkelanjutan yang ramah lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan gizi masyarakat.

Menurut Deepali Khanna, Senior Vice President & Head of Asia The Rockefeller Foundation, Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama lintas sektor dapat mempercepat inovasi.

“Kami menentukan alokasi berdasarkan kebutuhan dan dampak di tiap wilayah. Indonesia menjadi laboratorium penting bagi solusi energi dan sosial yang dapat direplikasi di negara lain,” ujarnya.

Salah satu proyek yang menonjol adalah pengembangan sistem digital kesehatan masyarakat, hasil kerja sama antara Rockefeller Foundation, Kementerian Kesehatan, dan UNDP. Proyek ini memperkuat kapasitas data dan sistem peringatan dini untuk mengantisipasi risiko kesehatan, termasuk pandemi di masa depan.

Rockefeller Foundation juga mendorong kemitraan dengan perusahaan teknologi dan lembaga penelitian lokal dalam mengembangkan aplikasi Farmer Chat, hasil kolaborasi Digital Green dan OpenAI. Aplikasi ini membantu petani di berbagai daerah Indonesia mendapatkan panduan berbasis AI untuk meningkatkan produktivitas pertanian organik.

“Pendekatan kami tidak hanya berbasis bantuan, tapi pada transformasi sistem. Kami bekerja bersama pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan model yang berkelanjutan,” kata Khanna.

Sejak 1920-an, Rockefeller Foundation telah aktif di Indonesia—dari kampanye sanitasi di Jawa, riset pertanian pada 1960-an, hingga penguatan sistem kesehatan dan pendidikan. Kini, fokus utamanya beralih ke pembangunan berkelanjutan dan transisi energi berkeadilan.

“Dulu Asia, termasuk Indonesia, menjadi penerima dukungan pembangunan. Sekarang justru menjadi penggerak solusi global,” ujar Yee.

Ia menegaskan, pendekatan filantropi modern harus bersifat kolaboratif dan berorientasi hasil nyata, bukan sekadar amal.

Yayasan ini juga terlibat dalam inisiatif Build the Shared Future, yang menegaskan pentingnya kerja sama global. Berdasarkan survei di 34 negara, termasuk Indonesia, 77 persen responden di Asia masih percaya pada kolaborasi lintas negara sebagai kunci kemajuan.

“Kami melihat optimisme besar di Asia, dan Indonesia memegang peranan penting dalam perubahan ini. Kerja sama lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan filantropi akan menentukan arah masa depan kawasan,” jelas Yee.

Dengan jaringan yang mencakup seluruh Asia, termasuk Thailand, Vietnam, dan Filipina, Rockefeller Foundation menempatkan Indonesia sebagai poros utama agenda energi bersih dan inklusi sosial di kawasan.

“Kami memprioritaskan negara berpendapatan menengah seperti Indonesia untuk memastikan transisi energi juga sejalan dengan pemerataan kesejahteraan,” pungkas Yee. (*)

Related posts

Rumah Sejahtera Gelar Workshop Quantum Life Transformation, Bimbing Pasangan Wujudkan Pernikahan Bahagia

admin

Pemerintah Sediakan Rp7,6 Triliun untuk Minyak Goreng

admin

Mahasiswa Kembangkan Perangkap Ikan Otomatis Tenaga Surya untuk Nelayan Pesisir

admin