Tebarberita.id, Jakarta – Pegiat NGO Pelita (Pegiat Literasi Tanah Air), Zulfa Ilma Nuriana menilai hak-hak perempuan masih harus diperjuangkan. Menurutnya, perempuan yang dapat mengambil peran di berbagai sektor harus terus kampanyekan. Tak bisa dimungkiri bahwa perempuan adalah sekolah pertama bagi penerus bangsa.
“Apabila perempuan tidak mendapatkan hak-haknya, tentu sangat berpengaruh pada generasi selanjutnya,” katanya kepada Tebarberita.id, Sabtu (2/6/2024).
Dia menjelaskan, hak-hak tersebut meliputi hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan diskriminasi, hak mendapatkan kesehatan fisik dan mental, pendidikan, kepemilikan properti, memilih, dan mendapatkan upah yang setara.
“Sayangnya, beberapa hak perempuan masih belum terpenuhi,” sambung wanita yang merupakan 1st Winner of Innovation Class Turkey E-Course Program itu.
Dalam kasus kekerasan, dan pernikahan dini, perempuan menjadi korban terbanyak dibanding laki-laki. Simfoni-PPA mencatat, korban perempuan mencapai 7.661, sedangkan korban laki-laki mencapai 1.932.
“Data tersebut begitu miris. Begitu besar PR generasi millenial dan Z nantinya untuk mewujudkan SDG’s goal poin 5 yakni kesetaraan gender,” bebernya.
Pekerjaan rumah tersebut akan terasa lebih ringan ketika sedari sekarang pemerintah, stakeholder, dan masyarakat saling bergotong-royong untuk menurunkan angka kasus tersebut.
“Banyak peluang yang dapat dilakukan supaya perempuan semakin berperan di masa depan. Pemerintahan yang baru ini harus berusaha lebih keras melibatkan perempuan-perempuan dengan potensi sesuai kementerian yang ada untuk ikut andil dalam membuat kebijakan pemerintah,” jelas Zulfa, lulusan terbaik Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Lebih lanjut, program penguatan perempuan dalam bidang pendidikan juga harus menjadi sorotan. Peran Duta Genre dan PIK-R yang masih menyasar pada remaja, harusnya lebih luas lagi ke jenjang Sekolah Dasar.
“3 konsen yaitu psikologi keluarga, psikologi perkembangan, dan hirarki kebutuhan Abraham Maslow,” kantanya menyebutkan.
Ia berpendapat, tiga topik tersebut akan berdampak pada ketahanan mental anak maupun orang tua dalam menghadapi berbagai masalah. Topik-topik itu sangat diperlukan, karena tak sedikit kasus berawal dari berbagai kebutuhan diri yang belum terpenuhi dan berdampak pada kondisi keluarga. Zulfa yang juga Third Winner of Intervention Design in Psychology Olympiade Week tersebut juga menyinggung implementasi UU Nomor 23 Tahun 2022 tentang Pendidikan dan Layanan Psikologi.
“Peluang yang harus dimanfaatkan pemerintah ialah banyaknya lulusan S1 Psikologi yang masih belum mendapatkan pekerjaan ini nantinya diserap pada jenjang sekolah dasar. Program ini akan mengurangi kasus bunuh diri, kematian, gangguan mental, gangguan perilaku pada perempuan yang mengalami kekerasan,” kata zulfa yang pernah menjadi delegasi dalam Istanbul Youth Summit 2020 lalu. (Uas)